ARTICLE AD BOX
Apalagi, rakyat Indonesia masih memberikan kepercayaan kepada PDI Perjuangan di tengah-tengah kegelapan demokrasi akibat campur tangan kekuasaan. Kata dia, PDI Penjuangan dapat bertahan di tengah berbagai kepungan.
Hal itu disampaikan Hasto saat Konferensi Pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (28/11). Turut mendampingi jajaran DPP PDIP, diantaranya Djarot Saiful Hidayat, Ahmad Basarah, Deddy Sitorus, Adian Napitupulu dan Ronny Talapessy.
“Ini mencerminkan besarnya dukungan rakyat, bahkan basis PDI Perjuangan pun mengalami perluasan,” kata Hasto. Hasto pun, mencontohkan bagaimana di Kota Depok yang secara kultural menjadi basis PKS, kini dimenangkan oleh PDI Perjuangan. Kemudian, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Gunung Kidul yang di dalam sejarah selalu dimenangkan oleh Partai Golkar.
“Tetapi kali ini, justru oleh calon dari saudari Indah Subekti, yang ketika Pilpres dia yang melakukan perlawanan secara terbuka terhadap intervensi dari Jokowi, ternyata rakyat Gunungkidul memberikan dukungan terhadap siapa yang berani melawan berbagai intimidasi dengan memenangkan saudari Indah Subekti,” ungkap Hasto.
Politisi asal Jogjakarta ini juga mengulas kemenangan kader PDIP Masinton Pasaribu di Tapanuli Tengah. Seperti diketahui, Masinton menjadi simbol perlawanan sangat kritis terhadap Jokowi, ternyata rakyat memberikan dukungan. Lalu, Kota Tebing Tinggi yang dalam sejarahnya tidak pernah dimenangkan oleh PDIP, kini Ketua DPC PDIP Imam Irdian Saragih terpilih sebagai wali kota. “Demikian pula di daerah-daerah seperti Papua Induk kita berhadapan dengan melawan mantan Kapolda yang ternyata juga, bagaimana Papua Induk itu mereka telah merasakan berbagai bentuk intimidasi dan kemudian mereka memberikan perlawanan dengan memenangkan Kader PDI Perjuangan,” ucap Hasto.
Karena itu lah, lanjut Hasto, secara total berdasarkan rekapitulasi sementara, kalau sebelumnya PDIP hanya menang di 6 gubernur, maka sekarang mereka memenangi 14 provinsi. "Yang berasal dari kader itu sebelumnya juga hanya sekitar 5, kemudian sekarang menjadi 9,” sambung Hasto.
Hasto pun merinci daerah-daerah yang dimenangi oleh PDIP diantaranya Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat. “Jadi mengapa PDIP banyak memenangkan di Papua, karena Papua menjadi simbol eksploitasi. Berbagai upaya-upaya untuk membangun infrastruktur jalan, mereka itu menjadi bagian dari kepentingan oligarki untuk memperluas eksploitasi sumber daya alam yang ada di Papua sehingga mereka memiliki respon dengan memenangkan PDIP,” kata Hasto.
“Dan demikian termasuk di Sumatera Barat itu, menunjukkan perluasan basis dari PDIP,” tambahnya. Hasto secara khusus mengulas kemenangan PDIP di Provinsi Riau. Dimana, PDIP pertama kali memenangkan pemilu legislatif dan pemilihan gubernur. “Artinya ini juga menunjukkan bagaimana ketika kandang Banteng dicoba diambil alih, yang terjadi justru kandang Banteng ini berkembang biak. Malah dukungan rakyat memperluas, jadi dari kandang Banteng di wilayah Sumatera,” pungkas Hasto. K22