Warning: session_start(): open(/home/beritaharianid/public_html/src/var/sessions/sess_e008303c2f273cb58d9d2f041d4860d5, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/beritaharianid/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/beritaharianid/public_html/src/var/sessions) in /home/beritaharianid/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Pasca Penetapan Nyepi Segara sebagai Warisan Budaya Tak Benda 2024 - Media Berita Indonesia

Pasca Penetapan Nyepi Segara sebagai Warisan Budaya Tak Benda 2024

1 month ago 10
ARTICLE AD BOX
SEMARAPURA, NusaBali 
Bertepatan Purnama Kalima, Desa Adat Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, kembali menggelar Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini, pada Saniscara Paing Merakih, Sabtu (16/11). Pada pelaksanaan karya kali ini, Desa Adat Kusamba menggalang peran generasi muda setempat yang tergabung dalam Yowana Desa Adat Kusamba. 

Hal ini dilakukan sebagai upaya menumbuhkan kesadaran dan semangat para yowana untuk menjaga tradisi di Desa Adat Kusamba, terlebih lagi setelah tradisi Nyepi Segara yang merupakan rangkaian Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) tahun 2024.

“Yowana ini merupakan calon-calon generasi penerus kami. Karena sudah ditetapkan sebagai WBTB, maka generasi muda harus disiapkan untuk melanjutkan tradisi ini,” kata Bendesa Desa Adat Kusamba Anak Agung Gede Raka Swastika di sela-sela upacara. 

Dengan turut terlibat dalam rangkaian upacara, para yowana mulai belajar mengenai tradisinya. Dimulai dari mengenal kosa kata, sarana upacara hingga makna di balik seluruh rangkaian upacara. Dengan begitu terjadi proses regenerasi secara perlahan. 

Manggala Karya I Nengah Sumarnaya menambahkan para yowana selama ini sebetulnya sudah dilibatkan. Namun sekarang perannya makin ditingkatkan. “Mereka setidaknya dilibatkan dalam tiga kegiatan, yakni ngayah membuat dan memasang penjor, ngayah memasang wastra hingga membantu sebagai penerima dana punia krama selama karya berlangsung,” ujar Sumarnaya. 

Manggala Yowana Desa Adat Kusamba I Dewa Agung Wahyu Arinatha merasa bangga karena dilibatkan untuk turut menjaga salah satu tradisi warisan leluhur di desanya. Terlebih lagi, Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini yang disertai tradisi Nyepi Segara sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda. 

Sebagai generasi muda, dia menilai penetapan WBTB ini sebagai tonggak bagi generasi muda untuk menjaga keberlangsungan tradisi Nyepi Segara. “Kami siap berkolaborasi dan bersemangat ikut ngayah menjaga tradisi Nyepi Segara tetap lestari,” kata Dewa Wahyu. 

Selain yowana, Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini Desa Adat Kusamba juga mendorong partisipasi kaum perempuan dalam bidang seni. Selain ngayah membuat banten seperti biasanya, kali ini kaum perempuan juga ikut ngayah magambel baleganjur. Mereka merupakan Sekaa Gong Wanita Ayung Bang Banjar Bingin Kusamba yang tampil memimpin iring-iringan peed dari Pura Puseh menuju Pura Segara. 

“Sungguh kami bangga bisa ikut ngayah. Setelah selama dua bulan latihan, kini kami diberi kesempatan ngayah mengiringi peed. Terima kasih atas kesempatan ini,” kata Koordinator Sekaa Desak Suarniti Candra.

Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini yang dipusatkan di Pura Segara dipuput Ida Pedanda Gede Oka Keniten dari Gria Anyar Kusamba. Ida Batara nyejer selama 11 hari, 16–27 November 2024.

Sehari setelah puncak karya, Minggu (17/11), dilaksanakan Nyepi Segara di sepanjang Pantai Kusamba. Segala aktivitas di laut dan pesisir Kusamba dihentikan. Pada hari itu, seluruh krama mengikuti sangkepan agung di wantilan Pura Segara. “Nyepi Segara bermakna ungkapan syukur atas karunia Ida Batara Baruna dengan cara memberi kesempatan laut beristirahat selama sehari,” tandas Anak Agung Raka Swastika. 7 ad
Read Entire Article