ARTICLE AD BOX
DENPASAR, NusaBali
Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Bali menjatuhi sanksi tegas kepada dua tim yang terlibat kericuhan pada laga semifinal Piala Soeratin yang digelar di Stadion Ngurah Rai, Denpasar beberapa waktu lalu. Tercatat ada empat orang yang dikenai sanksi berbeda oleh Komisi Disiplin (Komdis) Asprov.
Empat orang yang dikenai sanksi berasal dari kedua tim yakni Garuda Muda Bali dan Padang Tegal FC sebagaimana yang tertuang dalam melalui surat putusan yang dikeluarkan tanggal 22 November 2024 bernomor 01/Komdis/PSSI-Bali/XI-2024 dan surat putusan bernomor 02/Komdis/PSSI-Bali/XI-2024.
Ada dua orang dari Padang Tegal yang mendapatkan sanksi yaitu pelatih, I Made Pasek Alit, dan pemain, I Made Satya Putra, bernomor punggung 17. Pasek Alit mendapatkan sanksi larangan beraktivitas di dunia sepakbola di wilayah Indonesia selama satu tahun terhitung sejak dikeluarkannya keputusan Komdis.
Sanksi ini diberikan karena Pasek Alit membanting dua pemain GMB U17 atas nama Muhammad Nur Amirudin dan Alif Maulana. Selain sanksi larangan, Pasek Alit juga mendapatkan sanksi denda sebesar Rp5 juta. Sementara, Made Satya terbukti melanggar kode disiplin PSSI dengan melakukan tindakan keras, berupa pemukulan dan menendang pemain GMB U17 nomor punggung 17 atas nama Freno Setyawan.
Made Satya dikenakan sanksi skorsing atau larangan bermain sepakbola di seluruh wilayah Indonesia selama enam bulan terhitung sejak dikeluarkannya keputusan Komdis. Hasil sidang Komdis Asprov PSSI Bali ini menjadi tanya oleh pihak Padang Tegal FC dan merasa keberatan dan akan melayangkan surat banding.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Padang Tegal FC, Kadek Era Sukadana, didampingi Manager Padang Tegal, Made Sumendra. Dia juga melakukan klarifikasi terkait sanksi dan juga berbagai "serangan" yang menimpa Padang Tegal.
Menurut Sukadana, apa yang diberitakan sebelumnya adalah pernyataan sepihak. "Selama ini kan di media sosial hanya sepihak dari pihak sebelah saja. Kami sekarang mencoba untuk melakukan klarifikasi dari hasil sidang Komdis PSSI ini untuk bisa meringankan sanksi yang diberikan," ungkapnya.
Baginya, sanksi tersebut sangat memberatkan pelatih dan juga pemainnya. Apalagi dengan sanksi ini, persiapan untuk Porprov Bali 2025 serta Liga 3 juga akan terganggu.
Pihaknya pun menggarisbawahi jika di sini tidak menyalahkan siapa-siapa, hanya saja apa yang diberitakan, membuat Padang Tegal menjadi sorotan. "Pelatih dianggap memukul atau membanting pemain. Saya rasa, sanksi ini terlalu berlebihan," imbuhnya. 7 dar