Warning: session_start(): open(/home/beritaharianid/public_html/src/var/sessions/sess_79d9d6c3291db56e5ed0edbf8fe120fd, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/beritaharianid/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/beritaharianid/public_html/src/var/sessions) in /home/beritaharianid/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Tahun Depan Tidak Ada Impor Pangan - Media Berita Indonesia

Tahun Depan Tidak Ada Impor Pangan

3 days ago 3
ARTICLE AD BOX
"Swasembada pangan ini menjadi program prioritas utama pemerintah dari awal pencapaian target di 2029 tapi ini dimajukan ke 2027. Sehingga semua harus bekerja keras dan berkomitmen mewujudkan ini," ujar Zulkifli Hasan saat pelaksanaan rapat koordinasi pangan di Bandarlampung, seperti dilansir Antara, Sabtu.

Ia mengatakan komitmen untuk mewujudkan swasembada pangan tersebut salah satunya dengan mengurangi ketergantungan impor pangan yang dimulai pada 2025 ini.

"Kami memutuskan tahun depan tidak impor beras, agar petani bisa tanam padi yang banyak serta harga di pasaran bagus," katanya. Kemudian pemerintah juga tidak akan melakukan impor garam sebab produksi garam petani mencukupi. Lalu tidak melakukan impor jagung pakan ternak serta tidak impor gula.

"Jadi sudah ada empat komoditas yang tahun depan kita tidak impor, nanti berkala akan ada komoditas lain yang akan dioptimalkan produksinya di dalam negeri sehingga menguntungkan kita. Selama ini kita impor pangan sampai 30 juta ton, hidup kita tergantung dari impor gandum, gula, beras, buah-buahan, kopi dan sekarang waktunya swasembada pangan, kemudian swasembada air, energi dan hilirisasi yang kita tuju di akhir," ucap dia.

Ia menjelaskan selama ini sektor pertanian secara nasional dalam perkembangannya cukup tertinggal akibat banyak hal. Sehingga saat ini dengan dukungan dari Presiden melalui program prioritasnya dan dari pemerintah provinsi, kabupaten dan kota menjadi waktu yang tepat untuk mewujudkan swasembada pangan.

"Semua harus satu tim kompak, dan kolaboratif sebab ini waktunya membangun swasembada pangan nasional, serta meninggalkan ketergantungan impor pangan," tambahnya. Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan bahwa tren ekspor komoditas pangan dan olahannya secara nasional dalam lima tahun terakhir cukup baik dalam mendukung swasembada pangan.

"Sebenarnya produk pangan kita tidak semua didapat dari impor tapi ada yang diproduksi di dalam negeri juga. Dan ada juga ekspor produk pertanian keluar negeri," ujar Budi Santoso.

Ia mengatakan ada sejumlah ekspor produk pertanian utama Indonesia, seperti Crude Palm Oil (CPO) yang pada periode Januari-Oktober 2024 memiliki nilai ekspor Rp22,92 miliar Dolar Amerika, kopi Arabika dan Robusta senilai 1,28 miliar Dolar Amerika, sarang walet 457,84 juta Dolar Amerika, lada 232,79 juta Dolar Amerika dan cengkeh senilai 222,97 juta Dolar Amerika.

"Sedangkan produk pertanian yang memiliki potensi peningkatan ekspor karena tren dan perubahan nilai serta volume positif adalah jambu biji dengan nilai ekspor 132,3 juta Dolar Amerika Serikat, dan volume ekspor 52,68 ribu ton," katanya.

Kemudian tembakau dengan volume ekspor 7,80 ribu ton memiliki nilai ekspor 88,61 juta Dolar Amerika Serikat, kelapa bulat senilai 85,36 Dolar Amerika Serikat dan volume 355 ribu ton, pisang senilai 8,68 juta Dolar Amerika dengan volume ekspor 21,74 ribu ton.

Lalu kelengkeng nilai ekspor 6,13 juta Dolar Amerika Serikat dengan volume ekspor 7,68 ribu ton, raspberry dan blackberry senilai 0,54 juta Dolar Amerika Serikat serta volume ekspor 0,03 ribu ton, jeruk senilai 0,37 juta Dolar Amerika Serikat dan volume 1,26 ribu ton, dan pepaya senilai 0,19 juta Dolar Amerika dengan volume 0,55 ribu ton.

"Dengan tren ekspor yang baik lima tahun terakhir di 2019-2023, maka ini bisa menjadi bentuk kesiapan Indonesia menjalankan swasembada pangan bila produk pangan dapat dikelola dengan profesional," ucap dia. 

Ia pun optimis bahwa Indonesia dapat melaksanakan swasembada pangan dengan baik dan maksimal. 7
Read Entire Article